Memaksimalkan
Potensi DiriApabila pikiran Anda dikelola dengan baik, dapat
memunculkan kekuatan yang sanggup membebaskan Anda dari berbagai
masalah. Saat Anda dilanda masalah, sesungguhnya itu berawal dari
respons Anda terhadap apa yang pernah Anda lakukan.
Masalah yang
merupakan hambatan yang terakumulasi, seringkali bermula dari hambatan
kecil saja namun dirasakan sebagai suatu kesulitan yang tak mudah
dipecahkan. Apabila Anda punya cara pandang yang salah terhadap hambatan
dan menjadi suatu ‘gaya hidup’ Anda, maka masalah demi masalah seakan
tak jenuh menghampiri. Kondisi ini memicu kerasnya kerja otak dan
jantung dan akibatnya Anda bisa kena stress. Segala permasalahan itu
muncul lantaran pikiran kita belum diberdayakan.
Usaha
memberdayakan pikiran dari berbagai pengamatan para ahli, diketahui
ternyata banyak orang belum mengoptimalkan potensi otaknya. Richard
Leviton, seorang peneliti otak mencatat, baru sekitar 4 sampai 10 persen
saja kapasitas otak yang kita gunakan. Terlebih di zaman kini di mana
pekerjaan semakin terspesialisasi kita menjadi terbiasa berpikir sebatas
bidang kita saja. Setiap hari kita disibuki urusan rutin yang cenderung
tak memungkinkan kita ‘menjenguk dunia lain’.
Jika
kondisi ini terus-menerus berlangsung, tanpa upaya untuk merambah
berbagai segi kehidupan yang dapat memperkaya kita, maka lambat laun
otak menjadi tumpul. Potensi besarnya cuma mengendap dan tersembunyi di
dasar diri. Padahal di situlah terletak kekhasan manusia dibanding
makhluk lainnya.Apabila ciri khas itu tak dimanfaatkan, alangkah
ruginya!
Dilihat secara garis besar, pikiran manusia dapat
dibedakan menjadi dua; conscious mind (CM) atau pikiran sadar (12%) dan
subconscious mind (SCM) atau pikiran bawah sadar (88%). Conscious mind
mampu mengakomodasi segala aktivitas sehari-hari termasuk ilmu
pengetahuan (science). "Pada pokoknya, conscious mind memakai raga kita
sebagai instrumen. la adalah keinginan, desire, merupakan insting, yang
meliputi 4 komponen, yaitu rasa ingin makan minum, tidur, rasa takut
atau cemas, dan seksualitas.
Rangsangan atau impuls yang
ditangkap panca indera menimbulkan suatu rasa, lalu keinginan, dan
action," ulas dr. Bambang Setiawan, SpB & SpBS, ahli bedah umum dan
syaraf R5. Fatmawati, Jakarta yang juga aktif di Pusat Pelatihan
Meditasi Anand Ashram.
Aktivitas yang rutin dilakukan, juga pola
hubungan sosial yang terbentuk hanya memanfaatkan bagian permukaan
pikiran (conscious mind) ini. Akibatnya, apabila seseorang terbentur
hambatan, acapkali dianggap sebagai masalah, karena pikiran tak lagi
mampu mencernanya. Padahal sebagai makhluk yang paling tinggi derajatnya
di dunia ini, pikiran manusia tidak hanya sebatas itu. Masih ada
subconscious mind yang jauh lebih besar prosentase dan kemampuannya.
Subconscious
Mnd merupakan pikiran bawah sadar di mana segala ingatan, kebiasaan,
rencana, dan keinginan tersemai dan tumbuh menjadi kenyataan. Seperti
tanah pertanian, apa pun yang ditanam bisa tumbuh subur di sini. Segala
yang tertanam di dalam Subconscious Mind merupakan unsur pembangun self
image atau citra diri yang diyakini sebagai kepribadian seseorang.
Citra
diri Anda terbangun melalui proses yang dimulai dari pengalarnan masa
kecil yang tertanam dalam alam bawah sadar, termasuk pula anggapan orang
tentang Anda yang secara tak sadar Anda tanamkan dalam diri. "Segala
hal yang bersifat keindahan atau berintikan ‘rasa’ dioperasikan oleh
otak kanan," jelas mas Nunu. Sayangnya, seringkali seseorang menyangka
bahwa apa yang ada pada diri, citra dirinya, merupakan suatu yang tetap
dan tak dapat diubah.
Karena itulah secara tak disadari pula
kapasitas Subconscious Mind -nya mengendap dan tersembunyi. Padahal
‘lahan pertanian’ ini dapat diolah dengan cara mengganti ‘tanaman’ yang
tak disukai dengan yang disukai saja. Artinya, anggapan yang kurang baik
mengenai diri sendiri bisa kita ubah menjadi lebih baik, sesuai
keinginan. Sentanu menyebut prosesnya sebagai subconscious
reprogramming. Apapun yang Anda tanam di lahan ini akan tumbuh dan
berkembang. Asal bersungguh-sungguh dan cukup sabar, sebab bagaimanapun
butuh proses yang tidak sekejap.
"Manusia tidak seperti komputer.
Kalau komputer mudah saja di-reinstall, program lama di-hapus…,
selesai. Menghapus program dalam otak manusia yang melekat dalam alam
bawah sadar tidaklah mudah. Harus intens, butuh waktu. Inilah yang
disebut self-transformation," jelas budayawan Dr. Komaruddin Hidayat,
Direktur Eksekutif Yayasan Paramadina. "Karena itu, sebaiknya diadakan
juga aktivitas tambahan di luar paket yang disediakan oleh banyak pusat
pelatihan pikiran dan meditasi, agar efisien.
Dengan seringnya
berlatih bukan mustahil akan muncul daya pikir yang powerful. Dan
kondisi ini bukan tak mungkin menghantarkan seseorang berada dalam
suasana Superconcsious. Di mana seluruh daya pikir terpakai secara
seimbang.
Sumber : yahoogroups.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar